11 September 2011
Pembelajaran Metakognitif dan Think-Pair_Shere
Posted by bindousd | 11 September 2011 | Category:
Inspirasi,
Pembelajaran
|
Proses pembelajaran yang dilaksanakan berhubungan dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dan disertai pembelajaran metakognitif akan memungkinkan peningkatan kesadaran siswa terhadap apa yang telah dipelajari. Hasil belajar siswa dapat dikatakan berkualitas apabila siswa secara sadar mampu mengontrol proses kognitifnya secara berkesinambungan dan berdampak pada peningkatan kemampuan metakognitif.
Menurut Costa (1985) dalam proses pembelajaran ada tiga pengajaran berpikir, yakni teaching of thinking, teaching for thinking, dan teaching about thinking. Pada kenyataan dalam pelaksanaan pembelajaran tidak mungkin melepaskan ketiga aspek itu, antara teaching of thinking, teaching for thinking, dan teaching about thinking terkait sangat erat, bahkan tak dapat dipisahkan (Sanjaya, 2006:106). Jika ketiga aspek itu dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah, maka dapat memfasilitasi kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir yang diperlukan pada era globalisasi adalah terkait kemampuan berpikir tentang proses berpikir yang melibatkan berpikir tingkat tinggi dan dikenal dengan metakognisi (Phillips, Tanpa tahun). Eggen dan Kauchak (1996: 54) menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi termasuk berpikir kreatif dan berpikir kritis, yang mencakup kombinasi antara pemahaman mendalam terhadap topik-topik khusus, kecakapan menggunakan proses kognitif dasar secara efektif, pemahaman dan kontrol terhadap proses kognitif dasar (metakognisi), maupun sikap dan pembawaan.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diberdayakan dengan memberdayakan keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif terkait strategi maupun pelatihan metakognitif dan dapat dikembangkan melalui pembelajaran kooperatif (Green, Mc Donald, O’Donnell, dan Dansereau, 1992). Pada pembelajaran kooperatif dapat dikembangkan keterampilan metakognitif karena pada pembelajaran kooperatif terjadi komunikasi, di antara anggota kelompok (Abdur-rahman, 1999:178). Komunikasi di antara anggota kelompok kooperatif terjadi dengan baik karena adanya keterampilan mental, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai.
Ini adalah salah satu makalah yang disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan tentang Pendidikan Nasional Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh oleh Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) pada tanggal 23 – 25 Oktober 2009 di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Pembelajaran Metakognitif dalam Strategi Kooperatif Think-Pair-Share dan Think-Pair-Share + Metakognitif terhadap kemampuan siswa pada mata pelajaran Biologi karya Yulia Miranda dari FKIP Universitas Palangkaraya, JPMIPA. Prodi Biologi.
Tertarik untuk membaca secara lengkap makalah ini dan unduh makalahnya? silakan KLIK di sini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Currently have 0 komentar: